Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan adalah suatu daerah yang sangat beruntung, selain memiliki wisata alam yang indah juga memiliki perjalanan sejarah yang panjang dari masa lampau hingga kejadian bersejarah modern seperti perjuangan rakyat merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah, semuanya terarsip dengan baik di berbagai tempat wisata sejarah yang ada di lampung selatan.
1. Makam Raden Inten II
Berdasarkan penelitian, Raden Inten II Gelar Kesuma Ratu masih keturunan Fatahillah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati dari perkawinan dengan Putri Sinar Alam seorang putri Minak Raja jalan Ratu dari keratuan Pugung, cikal bakal pemegang kekuasaan di kerajaan tersebut.
Raden Inten II adalah putra tunggal Raden Imba II gelar Kesuma Ratu ( 1828 -1834 ). Raden Imba II sendiri putra sulung Raden Inten I gelar Dalom Kesuma Ratu ( 1751 -1828 ). Dengan demikian Raden Inten II cucu dari Raden Inten I. Makam Raden Inten II terletak di Desa Gedung Harta dikenal dengan nama Benteng Cempaka, jarak tempuh 5 km dari kota Kalianda. Raden Inten II adalah seorang pahlawan nasional Indonesia namanya diabadikan sebagai sebuah bandara Raden Inten II dan perguruan tinggi UIN Raden Inten di Lampung.
2. Makam Ratu Darah Putih
Keratuan Darah Putih merupakan keratuan di Lampung yang menyebarkan agama Islam khususnya di Lampung Selatan dan keratuan Darah Putih turut serta membantu Indonesia dalam mengusir penjajahan di tanah air. Salah satu keturunan keluarga Keratuan yang dinobatkan sebagai pahlawan Nasional yang berasal dari Lampung oleh Indonesia yaitu Raden Inten II Kesuma Ratu II. Dari catatan sejarah keturunan Keratuan Ratu Darah Putih berada di Desa Kuripan, kecamatan Penengahan Lampung Selatan.
Jarak tempuh dari kota Kalianda kurang lebih 13 KM atau 25 menit, jarak tempuh dari pelabuhan Bakauheni sekitar 20 KM atau 30 menit, jarak tempuh dari bandara Raden Inten II kurang lebih 88 km atau 1, 5 jam via tol.
3. Makam Ratu Menangsi
Keratuan Ratu Menangsi merupakan keratuan yang pernah berdiri ex kewedanaan Kecamatan Kalianda, Keberadaan Keratuan Ratu Menangsi tidak terlepas dari keberadaan Keratuan balaw yang berada di pesisir teluk Lampung atau sekarang kota Bandar Lampung.
Berdirinya keratuan Ratu Menangsi sekitar tahun 1594, keratuan Ratu Menangsi berpusat di Way handak / Batu handak, yang sekarang berada di Desa Taman Baru Kecamatan penengahan Lampung Selatan. Jarak tempuh dari kota Kalianda sekitar 10 Km atau sekitar 20 menit, jarak tempuh dari pelabuhan Bakauheni sekitar 18 Km atau sekitar 30 menit.
4. Prasasti Batu Bertulis
Prasasti ini merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Ditemukan pada tahun 1957 di Palas pasemah Lampung Selatan. Terdiri dari 13 baris namun baris ke-1 sampai ke-3 prasasti Batu bertulis ini merupakan salah satu dari prasasti persumpahan Sriwijaya yaitu prasasti yang berisikan kutukan dan ancaman bagi mereka yang menentang atau tidak mau berbakti kepada Raja Sriwijaya.
Jarak tempuh dari kota Kalianda sekitar 3 km atau sekitar 40 menit, jarak tempuh dari pelabuhan Bakauheni sekitar 35 km atau sekitar 50 menit (fre).